Breaking the Barrier: Jaringan Imajinasi yang Merayakan Perbedaan

 

Di sebuah kota yang terus mengolah ingatan, Surabaya menjadi rumah bagi percakapan visual berskala internasional. “Breaking the Barrier” sebuah pameran gambar bergerak dirayakan di Famos HUB pada 3–7 Desember 2025, membawa gagasan tentang pertemuan, gesekan, dan cara ide melintasi batas: dari geografi hingga bahasa, dari kultur hingga algoritma.

 

Para kreator yang berkumpul di pameran ini datang dari berbagai kota dan latar:

40MUSTAQEL (Kairo), Akronim (Surabaya), Anonymous (Surabaya), Else (Singapura), Foreign Policy Design (Jakarta), Satu Collective (Surabaya), Sciencwerk (Surabaya), Studio Dumbar/DEPT® (Rotterdam), dan Studio Feixen (Lucerne). Mereka membawa bahasa visual masing-masing, yang kemudian bertemu dalam sebuah ruang yang terasa hidup penuh kemungkinan, penuh percakapan. “Breaking the Barrier” memandang desain sebagai organisme yang terus-menerus berevolusi; ia bergerak, berpindah, dan menyerap konteks baru seperti udara. Benang tak terlihat yang menautkan para kreator menjadi jalinan jaringan imajinasi, menciptakan bahasa bersama yang tak selalu membutuhkan kata.

 

Bahasa yang Melayang di Atas Kota

Proyek Another Sky dari 40MUSTAQEL mengimajinasikan London sebagai langit bersama yang dihuni komunitas multibahasa. Alfabet Latin dirajut bersama aksara Kurdi, Farsi, Urdu, dan Arab, membentuk lanskap visual yang bergerak, berlapis, dan cair. Sekilas seperti awan berbentuk lalu berubah, bertabrakan lalu menyatu. Di sisi lain, Else menyusun Syntax of Cells, eksplorasi yang memperlakukan huruf dan sel sebagai dua sistem kode yang saling berpantulan. Huruf membangun ucapan, sel membangun kehidupan. Ketika keduanya dipertemukan, muncul logika baru yang berada di antara organisme dan desain.

Studio Akronim iniiatornya menghadirkan Shatter, refleksi tentang kebiasaan menabrak batas, menghadapi kebuntuan, dan menemukan jalan pintas untuk bertemu perspektif lain. Ada kesan “laboratorium ide” yang tak pernah rapi, tapi selalu bergerak. Foreign Policy Design menampilkan Outside The Grid, animasi yang memosisikan tipografi sebagai entitas yang menolak tunduk pada struktur. Teks bergerak diagonal, melawan grid statis di belakangnya, seperti gesture kecil yang menyuarakan kebebasan. Anonymous mengangkat gagasan bahwa desain, menulis, fotografi, arsitektur, animasi, dan seni adalah bahasa. Setiap disiplin membawa cara bicara, cara melihat, cara merespons dunia.

 

Harapan, Kesalahan, dan Keriangan

Satu Collective asal Jakarta mempermainkan kata “hope”, membiarkannya berubah bentuk ketika memasuki kultur yang berbeda. Visual bergerak menjadi jembatan, menghubungkan orang yang tak berbagi aksen atau alfabet. Studio Dumbar/DEPT® menghadirkan objek aneh yang tak perlu menjelaskan dirinya sendiri seolah ingin mengangkat keindahan dari sesuatu yang “tak selesai”. Feixen menutup daftar karya melalui Play. Kalimatnya sederhana: mereka bekerja setiap hari, tanpa banyak teori, karena menyenangkan. Ada rasa ringan di situ, tak terikat, tak defensif.

 

Ruang Pertemuan

Breaking the Barrier” menghadirkan gagasan bahwa kolaborasi lahir ketika perbedaan tidak ditakuti melainkan dibiarkan saling mempengaruhi. Di dunia kreatif yang bergerak cepat, kemampuan membaca banyak bahasa visual memberi kesempatan untuk memahami satu sama lain, tanpa perlu keseragaman. Pameran ini terasa seperti ruang pertemuan dimana banyak ide akan saling bersinggungan, bergesekan, dan menemukan bentuk.

 

 

Editor: AHA