Di antara lapisan-lapisan ruang galeri, kita diajak menatap sesuatu yang tengah bergerak. Seperti: MADYA dari kata Jawa yang berarti “tengah”, ini muncul sebagai ruang di antara pusat dan pinggiran, antara legitimasi dan pencarian baru. “Pameran ini seperti membuka peta yang tidak lagi menandai poros tunggal, melainkan memperlihatkan bagaimana pusat bisa berpindah, berlipat, bahkan larut ke banyak arah” ujar Dimas T Pamungkas sebagai penulis dalam pameran ICANW
ICANW lewat Madya: The Unfixed Center memantulkan kesadaran tentang posisi seni kontemporer Indonesia yang cair. Gagasan “unfixed” di sini terasa sebagai ajakan untuk menafsir ulang apa yang dimaksud dengan pusat, malah bukan sesuatu yang tetap, inia adalah medan yang terus dirundingkan oleh seniman, ruang, dan konteks. “Kita tidak lagi bicara siapa yang di tengah, melainkan bagaimana setiap titik bisa menafsir pusatnya sendiri” kata Dwiki Komeng satu diantara kurator lainnya dalam perscon, Jumat 17 Oktober 2025 ruang eksibisi TS Suites.

Karya-karya yang dihadirkan meminjam banyak bahasa visual: dari fragmen tubuh, bentang alam, sampai ingatan lokal yang dikawinkan dengan media- yang bermacam-macam. Ada upaya untuk mengurai batas estetika tunggal dan menegosiasikan ulang hubungan antara akar masa lalu dan masa kini. Di sinilah Madya terasa seperti jeda di antara gelombang dimana tempat seniman memeriksa arah tanpa kehilangan gerak.
Dwiki Komeng kami mengenalnya sebagai kurator dalam pameran ini, mengajak kita untuk membaca ulang ide tentang “legitimasi” dalam seni. Di tengah ketidakpastian, pameran Madya menghadirkan etika untuk terus bergerak dan keberlanjutan. ICANW menempatkan pameran ini sebagai deklarasi kecil atas lintasan seni Indonesia hari ini yang berjejaring, menafsir, dan selalu berproses. “Tengah” sangat penuh tegangan; seperti pusaran yang terus berubah bentuk seiring tiap seniman menemukan orbitnya sendiri. Mungkin itu yang membuat Madya terasa hidup: membuka jalan agar kita bisa terus mencari di antara ruang-ruang yang belum tetap.
ICANW: Indonesia. Contemporary Art New Wave
Penulis dan Kurator:
Dwiki N Mukti dan Dimas T Pamungkas
Masih berlangsung: 17 Oktober – 17 Januari 2025
di Artotel TS Suites – Jalan Hayam Wuruk No 6 Kota Surabaya
Editor: AHA