Amor Vincit Omnia
diambil dari ulasan pengantar kuratorial oleh Eugenia


Ada kalanya cinta datang seperti cahaya yang menembus celah dinding hangat, lembut, dan tak terduga. Di antara luka dan keindahan, kita sering lupa jika erasaan yang paling meluap-luap justru yang paling manusiawi. Di ruang ini team artchemist.ID mencoba merasakan perbincangan tentang cinta dalam segala bentuknya yang menaklukkan, mengguncang sampai pada yang menyembuhkan.
Apa yang membuat cinta terasa begitu berkuasa?
Pertanyaan itu mungkin sudah ada sejak zaman Romawi kuno, ketika penyair Virgil menulis kisah tentang Gallus, sahabatnya yang patah hati. Gallus ditinggalkan oleh kekasih yang ia cintai sepenuh jiwa. Dalam keputusasaan, ia menulis puisi di batang-batang pohon, bersumpah untuk tak lagi mencinta sampai mati. Hingga akhirnya ia sadar, tak ada cara untuk melawan perasaan itu. “Amor vincit omnia,” katanya. Cinta mengalahkan segalanya.
Dua ribu tahun kemudian, kisah Gallus masih hidupdalam diri kita semua. Siapa pun yang pernah mencinta, kehilangan, dan tetap memilih untuk merasakan, mungkin pernah menjadi Gallus masa kini. Ia bisa muncul lewat unggahan di media sosial tentang red flag, lewat obrolan healing di tepi pantai, atau lewat kebisuan panjang saat menatap langit sore. Karena cinta tak hanya soal romansa, tetapi tentang dorongan untuk terus hidup meski logika berkata sebaliknya.
nah, dimana cinta bekerja, di situ manusia diuji. Cinta bisa hadir dalam bentuk gairah mencipta, pengabdian pada tanah air, kepedulian pada sesama, atau kasih kecil yang kita beri pada diri sendiri. Dalam pameran “Amor Vincit Omnia” menemukan maknanya: menghadirkan karya-karya yang lahir dari perasaan paling ekstrem hangat dan membakar.
Mengapa tema ini penting?
Karena kita hidup di masa di mana emosi sering diatur, ditahan, dan disamarkan di balik layar digital. Melalui karya-karya di pameran ini, para seniman mengajak kita kembali menelusuri seperti apa bentuk cinta. Mungkin lewat cara paling sederhana: ketika kita tetap memilih untuk mencinta, meski tahu kita bisa terluka.
Di akhir hari, cinta tetap menemukan jalannya dalam bentuk karya-karya disini. Dari suara bahkan melalui keberanian untuk jujur pada perasaan sendiri.
Masih berlangsung:
Amor Vincit Omnia an Art Exhibtion bersama LokaNaka
13 – 15 November 2025
Lokasi: Samata House – Sub
Editor: AHA